Monumen Teroeskan dan Hotel Pati
Keberadaan hotel yang berada di Jalan Panglima Sudirman itu ternyata juga mewarnai perjuangan para pahlawan kemerdekaan di Kota Bumi Mina Tani. Bila berkunjung ke hotel tersebut, di sudut timur pintu akan terlihat tugu berbentuk piramida. Bukan sembarang monumen, tugu bernama ”Teroeskan” tersebut juga menjadi pengingat sejarah perjuangan Tentara Pelajar. Namun dulu hotel tersebut tak sebesar seperti sekarang. Kisah berdirinya hotel tersebut dimulai sejak 1926. Dulu awalnya milik Than, saudagar kaya keturunan Tionghoa. Losmen atau ada pula yang menyebut Hotel Tacibana itu berdiri di Jalan Daendels atau yang kini menjadi Jalan Panglima Sudirman. Dari situlah awal mula pergerakan perjuangan mulai terlihat. Hotel Pati cukup banyak dihuni oleh para pelajar SMP Rendole yang menjadi satu-satunya sekolah di eks Karesidenan Pati. Pelajar-pelajar itulah yang kemudian terpacu untuk ikut berjuang melawan penjajah. Di losmen tersebut mereka mulai ikut merancang pergerakan perjuangan. Pemilik losmen itu rupanya turut berpihak pada Tentara Pelajar. Dia turut membantu dengan menyediakan hotel tersebut sebagai tempat persinggahan atau penginapan. Alhasil, pergerakan Tentara Pelajar itu semakin menguat. Jasa Tentara Pelajar cukup besar. Salah satu yang terlihat, mereka ikut pertempuran lima hari di Semarang. Mereka bertempur melawan Jepang di Genuk dan Jalan Bojong. Setelah Jepang keluar, mereka kemudian kembali bertempur melawan pasukan Sekutu. Beberapa di antaranya gugur. Seperti Pratomo, Soewondo, dan Srigoto. Jenazahnya kemudian dibawa pulang ke Pati untuk dimakamkan di taman makam pahlawan. Tak hanya itu, para perempuan yang tergabung di Tentara Pelajar membantu membuat lencana merah putih, sedangkan lelaki selain berperang juga menjadi juru berita. Mereka mendirikan radio dan aktif masuk ke desa-desa mengumpulkan warga di bantu kepala desa dan orang kaya lokal untuk mengabarkan berita dari Jakarta. Saat terjadi agresi militer Belanda kedua, sesuai perintah Jenderal Sudirman Tentara Pelajar juga ikut bergerilya. Mereka aktif membantu di Front Muria maupun Front Kendeng. Di situ Moh Chafidz dan Ismoekandar gugur. Selepas kemerdekaan itulah kekuatan Tentara Pelajar semakin bertambah. Hingga akhirnya dibentuklah Gasempa (Gabungan Sekolah Menengah Pati). Hotel itu kemudian dijadikan markas. Saat kemerdekaan, nama Hotel Pati sempat diubah menjadi Hotel Merdeka. Berkat bukti sejarah dan perjuangan Tentara Pelajar itulah kemudian di Hotel Pati dibangun tugu Teroeskan. Nama anggota Tentara Pelajar yang gugur tertulis di tugu tersebut. Diharapkan tugu itu menjadi refleksi bagi pelajar di Pati untuk melanjutkan perjuangan Tentara Pelajar yang rela mengorbankan jiwa dan raga untuk bangsa.
(Diambil dari Buku Pati Syu Dai ichi Shoto Chu Gakko-. Jakarta; paguyuban Eks Pelajar SMP rendole-Pati 1943-1947 (1988)
Klik untuk Foto-foto Monumen Teroeskan
[Selanjutnya] [Monumen Perjuangan Pati]